meaning of life

Allah menguji hamba-Nya dengan cara yang paling unik, apabila menjadikan kekurangan itu juga satu anugerah..

setiap kali duji bisikkan ke hati.. ALLAH sedang mendidik, bukankah itu bererti ALLAH menyayangi mu?

ALLAH tidak melupakanmu..

kenang DIA dalam setap ujian-NYA!


betapa banyak kepahitan masa lalu menjadi sangat manis pada masa sekarang...

ingat hakikat itu wahai diri yang sedang menangis pada hari ini..

ilmu kita yang terbatas tidak akan dapat menjangkau ilmu ALLAH yang maha luas!


belajar dari kesilapan masa lalu, cinta pada tugasan masa kini, bersangka baik pada masa akan datang...

INSHAALLAH akan ada senyuman di hati dan bibirmu.. :)




"Then when you have taken a decision, put your trust in Allah."
[ Surah Al-'Imran ; 159 ]

"Anyone whom Allah intends good, HE makes them to suffer from some affliction (test/pain)"

-Riwayat Al-Bukhari

It takes some pain to have those wonderful miracle and gift. Allah is listening to you you and you! HE KNOWS, EVERY SINGLE THING... ;)


Sunday, August 14, 2011

DOSA MENINGGGALKAN SOLAT FARDHU...


Dosa Meninggalkan Solat Fardhu :

1. Solat Subuh : satu kali meninggalkan akan dimasukkan ke dalam neraka selama 30 tahun yang sama dengan 60.000 tahun di dunia. 
2. Solat Zuhur : satu kali meninggalkan dosanya sama dengan membunuh 1.000 orang umat islam.
3. Solat Ashar : satu kali meninggalkan dosanya sama dengan menutup/meruntuhkan ka’bah.
4. Solat Magrib : satu kali meninggalkan dosanya sama dengan berzina dengan orangtua.
5. Solat Isya : satu kali meninggalkan tidak akan di redhai Allah SWT tinggal di bumi atau di bawah langit serta makan dan minum dari nikmatnya.


6 Siksa di Dunia Orang yang Meninggalkan Solat Fardhu :

1. Allah SWT mengurangi keberkatan umurnya.
2. Allah SWT akan mempersulit rezekinya.
3. Allah SWT akan menghilangkan tanda/cahaya soleh dari raut wajahnya.
4. Orang yang meninggalkan solat tidak mempunyai tempat di dalam islam.
5. Amal kebaikan yang pernah dilakukannya tidak mendapatkan pahala dari Allah SWT.
6. Allah tidak akan mengabulkan doanya.


3 Siksa Orang yang Meninggalkan Solat Fardhu Ketika Menghadapi Sakratul Maut :

1. Orang yang meninggalkan solat akan menghadapi sakratul maut dalam keadaan hina.
2. Meninggal dalam keadaan yang sangat lapar.
3. Meninggal dalam keadaan yang sangat haus.

3 Siksa Orang yang Meninggalkan Solat Fardhu di Dalam Kubur :

1. Allah SWT akan menyempitkan kuburannya sesempit sempitnya.
2. Orang yang meninggalkan solat kuburannya akan sangat gelap.
3. Disiksa sampai hari kiamat tiba.

3 Siksa Orang yang Meninggalkan Solat Fardhu Ketika Bertemu Allah :

1. Orang yang meninggalkan solat di hari kiamat akan dibelenggu oleh malaikat.
2. Allah SWT tidak akan memandangnya dengan kasih sayang.
3. Allah SWT tidak akan mengampunkan dosa dosanya dan akan di azab sangat pedih di neraka.


Mengenai balasan bagi orang yang meninggalkan Solat Fardu: "Rasulullah SAW, diperlihatkan pada suatu kaum yang membenturkan kepala mereka pada batu, Setiap kali benturan itu menyebabkan kepala pecah, kemudian ia kembali kepada keadaan semula dan mereka tidak terus berhenti melakukannya. Lalu Rasulullah bertanya: "Siapakah ini wahai Jibril"? Jibril menjawab: "Mereka ini orang yang berat kepalanya untuk menunaikan Solat fardhu". (Hadits Riwayat Tabrani, sanad shahih)

Sumber : Dari Buku Himpunan Fadhilah Amal - Maulana Muhammad Zakariyya Al Kandhalawi hal 107


by blog teh secawan... =)

Friday, August 12, 2011

mengapa hawa tercipta saat ADAM tertidur... by i luv ALLAH...=)


Bismillahirahmanirahim..memulakan dengan lafaz suci.. moga sgala yang dibaca diberkati Allah.. Assalamualaikum wbt ..
Seorang laki-laki jika dia kesakitan, maka dia akan membenci. Sebaliknya wanita, saat dia kesakitan, maka semakin bertambah sayang dan cintanya,, Seandainya Hawa diciptakan dari Adam As saat Adam terjaga, pastilah Adam akan merasakan sakit keluarnya Hawa dari sulbinya, hingga dia membenci Hawa. Akan tetapi Hawa diciptakan dari Adam saat dia tertidur, agar Adam tidak merasakan sakit dan tidak membenci Hawa. Sementara seorang wanita akan melahirkan dalam keadaan terjaga, melihat kematian dihadapannya, namun semakin sayang dan cintanya kepada anak yang dilahirkan bahkan ia akan menebusnya dengan kehidupannya.


Sesungguhnya Allah menciptakan Hawa dari tulang rusuk yang bengkok yang tugasnya adalah melindungi Qalbu(jantung, hati nurani). Oleh karena itu, tugas Hawa adalah menjaga qalbu. Kemudian Allah menjadikannya bengkok untuk melindungi qalbu dari sisi yang kedua. Sementara Adam diciptakan dari tanah, dia akan menjadi petani, tukang batu, tukang besi, dan tukang kayu. Wanita selalu berinteraksi dengan perasaaan, dengan hati, dan wanita akan menjadi seorang ibu yang penuh kasih sayang, seorang saudari yang penyayang, seorang putri yang manja, dan seorang istri yang penurut.


Dan wajib bagi Adam untuk tidak berusaha meluruskan tulang yang bengkok tersebut, seperti yang dikabarkan oleh Nabi Muhammad SAW, “jika seorang lelaki meluruskan yang bengkok tersebut dengan serta merta, maka dia akan mematahkannya.” Maksudnya adalah dengan kebengkokan tersebut adalah perasaan yang ada pada diri seorang wanita yang mengalahkan perasaan seorang laki-laki.


Maka wahai Adam janganlah merendahkan perasaan Hawa, dia memang diciptakan seperti itu. Apabila seseorang wanita mengatakan dia sedang bersedih, tetapi dia tidak menitikkan airmata, itu berarti dia sedang menangis di dalam hatinya. Apabila dia tidak menghiraukan kamu setelah kamu menyakiti hatinya, lebih baik beri dia waktu untuk menenangkan hatinya sebelum kamu meminta maaf. Dan wanita sulit untuk mencari sesuatu yang dia benci untuk orang yang paling dia sayang

Thursday, August 11, 2011

kalau hati baik wajah sentiasa cantik..dedicate to my future husband, u get what i mean.. =)

"Mengapa dia tidak faham rintihan hati aku?" keluh seorang sahabat rapat kepada saya.
"Bukan aku tidak cinta, tetapi tolonglah berhias diri,"tambahnya lagi.
"Mengapa? Teruji sangatkah?"
"Apa tidaknya... di pejabat aku berdepan dengan berbagai-bagai wanita. Semuanya berhias dan berwangi-wangian."

"Kau menjaga pandangan?"
 "Bukan sahaja pandangan tetapi penciuman. Dunia akhir zaman, kau bukan tidak tahu."
 "Ya, Iman kita sering teruji," balas saya, seakan-akan menumpang keluhannya.
"Yang aku hairan tu, isteri aku ni bukan tidak cantik, cantik. Tapi entahlah, sekarang ni semakin hilang moodnya untuk menjaga diri."
 "Kita dah semakin berusia. Apa lagi yang kita cari dalam hidup ini," pujuk saya untuk meredakannya.
"Tetapi itu bukan alasan untuk dia tidak menjaga diri. Kita sebagai suami sering diuji, setidak-tidaknya berilah sedikit bantuan untuk kita hadapi ujian itu."
 Saya senyum. 'Bantuan' yang dimaksudkannya membawa pelbagai tafsiran.
"Kau yang mesti mulakan dulu, insya-Allah isteri akan mengikut nanti," cadang saya.
"Ya, aku dah mulakan. Mudah-mudahan dia dapat 'signal' tu..."
 "Amin."
 Saya termenung memikirkan 'masalah kecil' yang kekadang boleh mencetuskan masalah besar itu. Sepanjang pergaulan saya telah ramai suami yang saya temui mengeluh tentang sikap isteri yang malas berhias.
"Apa guna, kita dah tua."
"Alah, awak ni tumpu ibadat lah."
"Dah tua buat cara tua."
Itulah antara alasan yang kerap kita dengar daripada para isteri.
Ramai suami yang baik, tidak memilih jalan singkat dan jahat untuk menyelesaikan masalah seperti menyimpan perempuan simpanan, pelacuran dan sebagainya. Ada juga yang ingin mencari jalan baik ( seperti poligami) tetapi tidak berapa berani berdepan dengan isteri. Ada juga yang terus memendam rasa seperti sahabat rapat saya itu.
"Tak berani poligami?" Dia menggeleng kepala.
"Tak ada calon ke?" saya mengusik lagi.
"Ramai..."
Memang saya lihat pada usia awal 40-an dia tambah segak dan bergaya.
"Habis kenapa?"
Dia diam. Saya renung wajah sahabat saya yang begitu akrab sejak dahulu. Dia memang lelaki baik, berakhlak dan begitu rapi menjaga ibadah-ibadah khusus dan sunat.
"Aku sayang isteri aku. Sangat sayang. Aku tidak mahu hatinya terguris atau tercalar. Aku kenal dia. Walaupun mungkin dia tidak memberontak, tetapi kalau aku berpoligami dia pasti terluka."
"Kau sudah berterus terang dengannya?"
"Tentang apa, tentang poligami?"
"Bukanlah. Tapi tentang sikapnya yang malas berhias dan bersolek tu?"
"Aku takut melukakannya."
"Tak mengapalah kalau begitu, biar kau terluka, jangan dia terluka," saya berkata dengan nada sinis.
Dia faham maksud saya.
"Aku sedang mencari jalan berterus-terang," dia mengaku juga akhirnya.
"Tak payah susah-susah. Katakan padanya dia cantik, tetapi kalau berhias lebih cantik..."
"Lagi?"
"Katakan kepadanya, berhias itu ibadah bagi seorang isteri. Jadi, bila kita yakin berhias itu ibadah, tak kiralah dia telah tua ke atau masih muda, cantik atau buruk, dia kena berhias. Dapat pahala, walaupun tak jadi cantik, atau tak jadi muda semua," saya senyum.
Kemudian ketawa. Pada masa yang sama saya teringat apa yang dipaparkan oleh media massa bagaimana 'ayam-ayam' tua (pelacur-pelacur tua) yang terus cuba menghias diri untuk menarik pelanggan-pelanggan mereka. Mereka ini berhias untuk membuat dosa. Lalu apa salahnya isteri-isteri yang sudah berusia terus berhias bagi menarik hati suami mereka, berhias untuk mendapat pahala? Salahkah?
Mencari kecantikan isteri, bukan isteri yang cantik.
"Kita para suami pun banyak juga salahnya," kata saya.
"Kita tak berhias?"
"Itu satu daripadanya. Tapi ada yang lebih salah daripada itu," tambah saya lagi.
"Salah bagaimana?"
"Salah kita kerana kita masih mencari isteri yang cantik bukan kecantikan isteri!"
"Dalam makna kata-kata kau tu..."
"Tak juga. Sepatutnya, pada usia-usia begini fokus kita lebih kepada kecantikan isteri. Di mana kecantikan sejati mereka selama ini."
"Pada aku tak susah. Pada hati mereka. Pada jasa dan budi yang selama ini dicurahkan untuk kita demi membina sebuah keluarga."
"Ya, jangan tengok pada kulit wajah yang luntur tetapi lihat pada jasa yang ditabur. Bukan pada matanya yang sudah kehilangan sinar, tetapi lihat pada kesetiaan yang tidak pernah pudar. Itulah kecantikan seorang isteri walaupun mungkin dia bukan isteri yang cantik."
"Kau telah luahkan apa yang sebenarnya aku rasakan. Itulah yang aku maksudkan tadi, aku tak sanggup berpoligami kerana terlalu kasihkannya."
"Kasih ke kasihan?" saya menguji.
"Kasihan tak bertahan lama. Tetapi aku bertahan bertahun-tahun. Aku kasih, bukan kasihan."
Tongkat 'muhasabah diri' vs tongkat Ali
"Relaks, aku bergurau. Tetapi ada benarnya kalau isteri katakan bahawa kita telah tua."
"Maksud kau?"
"Bila kita sedar kita telah tua, kita akan lebih serius dan lajukan pecutan hati menuju Allah! Bukan masanya untuk berlalai-lalai lagi."
" Ya, aku teringat kisah Imam Safie. Ketika usianya mencecah 40 tahun, dia terus memakai tongkat. Ketika muridnya bertanya kenapa? Kau tahu apa jawabnya?"
Saya diam.
"Beliau berkata, aku ingatkan diriku dengan tongkat ini bahawa usiaku sudah di penghujung, bukan masanya lagi untuk berlengah, tetapi untuk menambah pecutan dalam ibadah menuju Allah."
Saya diam. Terus termenung. Imam Safie, tak silap saya wafat pada usia awal 50-an. Tepat sungguh firasatnya. Insya-Allah, jalannya menuju Allah sentiasa diredhai.
"Kalau kita seserius Imam Safie, insya-Allah, kita boleh hadapi masalah isteri tidak berhias ini. Kita akan cari kecantikannya yang abadi untuk sama-sama memecut jalan menuju Ilahi..." tegas sahabat saya itu.
"Kita tidak akan lagi diganggu-gugat oleh godaan kecantikan dari luar yang menguji Iman. Kita juga tidak akan dikecewakan oleh pudarnya satu kecantikan dari dalam yang mengganggu kesetiaan."
"Ya, kalau kita baik, isteri pun akan baik. Bila hati baik, kita akan cantik selama-lamanya!"
Ironinya, ramai suami yang telah berusia masih belum sedar hakikat ini. Seperti Imam Safie, pada usia-usia begini ramai suami yang mula mencari tongkat. Sayangnya, bukan 'tongkat muhasabah diri'tetapi 'tongkat Ali!'
by pahrol mohd juoi